Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Tuesday 7 December 2010

Life is (not always) Unfair


Gue dan komplotan waktu zaman kuliah dulu punya hari yang kita namakan "Mejeng Day". "Mejeng" artinya kita bakalan ngumpul-ngumpul bareng, segambreng, menuh-menuhin meja di food court, mulai cekakak-cekikik, komentar ini-itu, dan pastinya berisik banget. 

Di salah satu Mejeng Day, tiba-tiba teman gue nyeletuk, "life is fair, isn't it?" Katanya, gimana gak adil, wong coba liat daritadi banyak pasangan yang lalu-lalang, cewek-cowok, ceweknya cakep tapi cowoknya jelek. Yang cakep dapat yang jelek, yang jelek dapat yang cakep. Adil kan?

Oh, I don't think so, dear. Now that you're talking about fairness, look at Megan Fox. Cantik, seksi, tajir, aktingnya bagus. Seems like all the girls in the world are willing to kill to get what she has. It's so daaaaammmnnnnn unfair! *sirik mode ON*. Hihihi. 

I'm just kidding anyway. Hehehe. 

Seandainya bisa semudah itu menggambarkan adil atau tidaknya hidup ini... Coba lihat dulu, adakah standar umum dari "hidup yang adil" atau "hidup yang tidak adil"? Sepertinya, standar umum itu malah diciptakan oleh setiap orang untuk hidupnya masing-masing. 

Hidup itu adil kalau lo mendapatkan semua hal yang lo inginkan, yang lo pikir memang pantas lo dapatkan. Sebaliknya, hidup itu tidak adil saat lo tidak memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain, sementara menurut lo mereka tidak pantas mendapatkan apa yang mereka miliki.

Ketika lo merasa hidup tidak adil, lo diliputi ketidakbahagiaan, mulai frustrasi dan menyalahkan orang lain atas ketidakbahagiaan lo. Istilahnya kita-kita, lo tuh iri hati. Padahal ketika segalanya indah dan lo mendapatkan semua yang lo inginkan, lo lupa dengan orang-orang di sekitar lo.

Satu kutipan yang pernah gue baca, katanya "deal with the world the way it is, not the way you wish it was." Gue rasa itu solusinya ketika lo merasa frustrasi ketika lo merasa hidup tidak adil. Terkadang apa yang lo inginkan belum bisa terpenuhi sekarang tapi mungkin saja nanti, dan apapun yang nantinya lo dapatkan bisa saja jauh lebih baik.

One more thing, (gue ingetin lagi) selalu bersyukur untuk apa yang telah lo peroleh. Yakin deh, masih banyak banget orang-orang yang kurang beruntung jika dibandingkan dengan lo. Bisa makan tiga kali sehari aja seharusnya lo bersyukur.

The last but not least, seharusnya lo ingat juga bahwa tidak setiap orang yang lo pikir sudah mendapatkan semua yang dia inginkan, merasa hidup itu adil dan membuat mereka menjadi orang yang paling bahagia di muka bumi ini.

Okay, I'm one step closer to be a preacher :p.

Sunday 5 December 2010

Life is Fun!


Di suatu pagi buta, gue dibangunkan oleh telepon dari teman gue yang memberitahu (read: bergosip) kalau teman yang satu lagi, semalam dilarikan ke rumah sakit karena ditemukan pingsan di kamar dengan pergelangan tangan yang berlumuran darah. 

What??? Why??? What happened???

Kali ini gue enggak bisa cuek ketika mendengar ada orang yang gue kenal mencoba bunuh diri. Gue kenal dia meskipun enggak begitu dekat. Orangnya selalu terlihat riang, suka bercanda, murah senyum, down to earth banget, sekarang punya pekerjaan yang bagus, karir juga oke, keluarganya juga orang yang berada. Pokoknya gak bakal percaya kalau dia bisa bunuh diri. Tapi ternyata sekarang dia terkapar di rumah sakit karena percobaan bunuh diri. 

Dulu, waktu ada kejadian orang bunuh diri dengan cara loncat dari gedung universitas, gue cuma berkomentar "aduh, bunuh diri kok di kampus orang sih?" Dulu juga, waktu gue masih tergila-gila dengan segala hal yang berbau Korea, tiba-tiba muncul berita si artis ini dan si artis itu ditemukan tewas bunuh diri, dan gue pun cuma geleng-geleng kepala.

Setelah selesai mengobrol gue jadi bengong sendiri, masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja gue dengar. It could happen to anyone, even to me. Gue pernah mengalami masa-masa yang disebut Nut sebagai masa-depresi-dan-rawan-bunuh-diri, karena aktifitas gue setiap hari cuma seputaran bangun pagi-mandi-ke kantor-kerja sampai malam-pulang-mandi-makan-tidur. 

There was a slight thought to suicide, tapi kemudian berpikir lagi (iye, gue hobinya berpikir sih):

[First thought] Gimana caranya??? Slit my wristhand? Nanti bekasnya merusak kulit gue yang putih mulus. Hihi. Loncat dari atap gedung? Aih, keburu ciut nyali gue. Minum obat serangga? Baunya gak enak banget! Bikin mual...hoeeekkk... Tabrakin mobil? Aduh, sayang mobil gue. Bisa-bisa gue disumpahin gentayangan sama bokap. Hehehehe. 
[Second thought] Kan masih banyak hal-hal yang belum gue lakukan di muka bumi ini??? Gue belum membalas budi ke orang tua. Gue belum berbuat banyak kebaikan. Gue belum sempat pelesir ke seluruh dunia.
Gue belum sempat ke Paris, yang meskipun katanya kotanya jorok, I don't care. Pokoknya gue tetep harus foto-foto di Menara Eiffel dan naik ke puncak Notre Dame Cathedral, atau masuk ke Louvre Museum. Gue belum sempat belanja di Milan, melihat pemandangan London dari London Eye, gue belum sempat ngambil air suci di Lordes, belum sempet menginjakkan kaki di St. Peter Basilica, belum sempet ketemu Sri Paus. 
Gue belum sempat menginjakkan kaki di gedung World Trade Center atau menjelajahi hutan di Portland, Oregon, atau juga jalan-jalan di new York Times Square. Belum sempat lihat air terjun Niagara. Belum sempet nyobain cerutu dari Kuba.
Belum juga pelesir ke negeri kanguru dan foto bareng kanguru atau foto bareng gajah Afrika, meskipun gue punya phobia berlebihan dengan hewan. Gue belum sempet jalan-jalan ke Korea dan Jepang dan baca buku di taman sakura. Belum juga ikutan Gay Parade di Thailand dan belum juga backpacking ke seluruh Indonesia. 

Intinya, I'm not ready to die, atau lebih tepatnya gue takut mati, cing! Pada kenyataannya ada banyak sekali hal-hal yang bisa membuat hidup ini terasa menyenangkan. Bukan hanya karena patah hati atau mengalami kegagalan, lantas hidup harus berakhir. Life is an adventure, jadi kegagalan, halangan dan rintangan itu termasuk petualangan yang harus ditempuh. 

Be a life adventurer, maju terus pantang mundur. Halah gue kok jadi penyemangat perjuangan sih??? Hehehe... Pokonya, intinya take life as a granted dan jangan lupa untuk selalu bersyukur dan bersyukur setiap saat. 

Rae, lagi usaha ganti image dari pervert jadi motivator yaaa? Hihi :p.

Friday 3 December 2010

Don't Blame Us All

Hey boy, what do you think if the girl you've been dating for these past 5 years appear to be a lesbian? What will you do if your future wife runaway with a girl?

Gue barusan dapat kabar, katanya kenalan dari kakak sepupu temannya temannya teman gue yang dikenalin sama teman gue yang satu lagi (intinya gue gak kenal siapa yang dimaksud), calon istrinya kabur sama perempuan lain. 

Wow!!! A BIG news!

Not that I never heard that some kind of news. Kayaknya udah sering gue dengar ada perempuan yang kabur sama perempuan lain. Tapi kalau soal perempuan-yang-kabur-dengan-perempuan-lain-dua-minggu-sebelum-pernikahan, hmmm that's news to me.

The first thought that came across my mind: "poor you, boy". Serius deh, gue bener-bener merasa kasihan dengan si calon pengantin pria. Bayangkan, mereka sudah pacaran selama 5 tahun dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, lalu si perempuan memutuskan untuk kabur dengan perempuan lain.

Bayangkan, gaun sudah dibeli, gedung sudah disewa, catering sudah dibayar, undangan sudah disebar. Bayangkan kerepotan yang harus dialami kedua pihak keluarga (minus si perempuan yang melarikan diri). Bayangkan rasa malu yang harus diterima ketika menghubungi semua orang yang diundang. Bayangkan, bayangkan, bayangkan...

Gue, yang lesbian juga, tetap merasa prihatin dengan si mantan-calon-pengantin-pria. Cuma yang gue sayangkan, si mantan-calon-pengantin-pria malah mengutuki para lesbian yang ada di muka bumi ini. Hey dude, stop right there! It's not our fault if your ex-future-wife decided to get cold feet and runaway with another girl. Don't stereotype us all. Enggak semua single lesbian nekat membawa kabur calon istri orang. Dan enggak semua lesbian memutuskan untuk menikah lalu kabur sebelum hari pernikahan.

Lima tahun pacaran, seharusnya lo bisa melihat gelagat pacar lo. Seharusnya lo sadar ketika jalan bareng, pacar lo lebih sering melirik perempuan lain. Seharusnya lo sadar ketika jalan bareng, pacar lo lebih senang mengomentari perempuan lain. Seharusnya lo sudah bisa mengira-ngira kenapa di saat-saat romantis (read: intim), pacar lo terlihat tidak nyaman dan tidak menikmati. Seharusnya, seharusnya, seharusnya...

Tapi bencana sudah terjadi dan gue yakin mantan-calon-pengantin-wanita punya alasannya sendiri dan dia tahu konsekuensi dari keputusan yang diambilnya. We got nothing to do with her running away thing. So, don't blame us all.

Tuesday 30 November 2010

Pregnant in Dream

[Scene: in the car; gue nyetir dan Mama duduk di samping]

Gue mulai grasak-grusuk karena badan pegel-pegel gak jelas. Ya iyalah, duduk sambil nyetir berjam-jam ditambah macet, gimana gak pegel-pegel? Plus, I'm on PMS (kayaknya sih). Akhirnya gue nyeletuk "adoh, badan gue udah pegel-pegel, apalagi pinggang gue, terus payudara juga udah senut-senut tapi kok ya gak dapet-dapet, Ma?"

Nyokap noleh dan bertanya "bulan lalu dapet gak?"
"Dapet."
"Bulan ini doang yang belum?"
"Iya."
"Waahh, pantes aja Mama mimpi kamu hamil. Hahahahaha."
"Heeee???"
"Iya, terus begitu dilihat bapaknya, ehhh mana item, jelek pula.'
"Huahahahahahaha..." Kok ya mirip kopi? Ahahahahahaha.... Hehe, enggak deng :p. Pisss ya, beiby, yaaaa ;).

Hmpphhh, jadi ingat dulu waktu kuliah biasanya nyokap kalau telepon biasanya nanya:

"Sudah makan?" - sudah.
"Sudah mandi?" - sudah.
"Sudah belajar?" - sudah (padahal sih lagi nonton Gossip Girl, Supernatural, Smallville, atau Lost dan paper assignment belum disentuh sama sekali).
"Sudah ditransfer duit sama Papa?" - sudah (meskipun kadang belum sih).
"Sudah bayar kost?" - sudah (takut anaknya diusir dari kost terus tidur di jalanan kali ya?)

Terus, pertanyaan yang ditanyakan kalau nyokap lagi iseng:

"Udah punya pacar?" - ya enggak laaahhh (kalau lagi males), ada (kalau lagi iseng).
"Orang mana?" - orang sini. 
"Orang tuanya?" - ada tuh.
Minggu depannya ditanyain "pacar gimana?" - udah putus. 

Dan pertanyaan terakhir yang selalu menyusul adalah:

"Udah dapet belum?" (maksudnya haid) - kadang gue jawab udah, kadang gue jawab belum (tergantung udah dapet apa belum).

Then gue cerita sama Nut, dan sialannya dia, dia malah ketawa ngakak. Katanya, mana bisaaaaaaaa??? Huahuahuahuahua... Gahhh... -.-"

Kalau kata gue, dengan nanya "Sudah dapet?", itu artinya dia bilang "kamu harus jaga diri baik-baik ya, nak." Kalau dipikir-pikir, agak lucu juga cara nyokap memberikan perhatiannya ke gue, meskipun kadang juga dia masih tetap memberi nasehat ke gue secara langsung dan enggak pakai embel-embel nanya yang aneh-aneh. Well, at least I got what she meant lah.

Tapi yaaaaaa, kalau sampai mimpiin gue hamil, itu sih lebaayyy, Mamaaaaaaa >.<"

Friday 26 November 2010

Get a life, please!!!

Heran deh gue dengan orang-orang yang senang menyimpan dendam kesumat sama orang lain. I mean, aren't they tired of it? For feeling hatred for other people? Isn't it a torture?

Setiap hari lo menyimpan dendam dan lo tersiksa melihat orang yang lo benci justru hidup bahagia seolah-olah dia enggak kenal lo sama sekali. Dendam lo semakin menjadi-jadi ketika orang yang lo benci justru meraih sukses. Dan lo jadi semakin sinting dengan dendam lo ketika orang yang lo benci malah tidak menyimpan rasa tidak suka sama sekali ke lo, dan dengan entengnya dia bisa menyapa lo dengan sikap manis dan bersahabat seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. 

Apa untungnya coba?

Imagine you're living your life like that. Well, I Imagined and I wanted to get a knife and slit my wrist right away! 

Lebih gilanya lagi kalau ternyata dendam lo timbul cuma karena masalah sepele, seperti misalnya cowok yang lo taksir malah suka sama orang lain. Dan itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, yang bahkan orang yang lo benci aja udah gak peduli lagi sama masalah yang itu. Lebih menyiksa lagi kalau ternyata orang yang lo benci malah udah lupa sama sekali dengan keberadaan lo. 

Ketika lo enggak bisa secara langsung membalaskan dendam lo, desperately, mulailah lo mencari-cari cara untuk menjatuhkan orang yang lo benci. Sialnya buat lo, ketika lo berusaha untuk menjatuhkan orang yang lo benci, dia malah semakin tangguh, berdiri di puncak dan semakin kokoh tak tergoyahkan, and maybe will look down on you and mocking you: "Thanks to you, though!"

Di puncak kebencian lo, akhirnya lo melakukan hal yang sama sekali mengurangi derajat lo sebagai makhluk ciptaan yang paling mulia dan lo mencoreng harga diri lo dengan cara yang sangat tidak terhormat. Dan yang terburuk di antara segala hal yang paling buruk, dendam yang lo rasakan perlahan-lahan menggerogoti tubuh lo dari dalam and killing you slowly. Istilahnya kita-kita, lo tuh makan hati!

Dan sekali lagi gue tanya, apa untungnya buat lo? It only destroys you.

Puuuuhhhhhllllliiiiissssssssss deh! Sinetron banget gak sih lo?! Get a life!!! Dan banyak-banyaklah berdoa! Amen!


Wednesday 17 November 2010

Telat Meletek

Sepertinya setiap kali ketemu dengan kenalan lesbian yang baru, selalu saja pertanyaan yang ditanyakan adalah "kenapa lo milih untuk jadi lesbian?", atau gak "kapan lo nyadar kalo lo lesbian?". Untuk pertanyaan pertama, biasanya gue cuma send icon smile aja. Kadang kalau lagi iseng, gue malah balik nanya. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, biasanya gue jawab "waktu kuliah". Dan balasan yang gue terima biasanya adalah "telat amat lo meletek." Huh!

Sebenarnya kalau dipikir-pikir, gue mulai curiga waktu gue masih duduk di bangku sekolah. SMP tepatnya. Cuma karena gue ini anak daerah yang masih lugu persis seperti gadis desa, maka gue enggak terlalu mikirin. Belum lagi tidak ada sarana buat gue untuk mencari tahu lebih detil. Lha warnet aja cuma ketemu satu-satu dan tarifnya bisa Rp 10.000/jam. Beda banget dengan sekarang yang informasinya semakin terbuka dan ada banyak sarana pendukung.

Back then, gue ditempatkan di sebuah asrama khusus perempuan. Di sana gue tidur dan mandi bareng puluhan perempuan lain. So, hey ladies, I'm an expert for woman's body. Hihihi (piisss ah, beb). Tapi ya, namanya juga gadis lugu dan hampir 3 tahun di asrama enggak begitu berpengaruh terhadap kecurigaan gue. Paling cuma ngelirik dikit aja hahaha :p.

Masuk SMA, teman-teman perempuan gue sedang ganas-ganasnya nyari gebetan. Gue? Gue sendiri cuma adem ayem. Makanya sempet dijodoh-jodohin dan akhirnya sempet juga pacaran. Di saat mereka gonta ganti pacar, gue malah diam-diam suka sama temen sebangku gue dan sama ketua paskibra. Heheh (ngaku nih, beb).

Akhirnya lulus SMA dan gue melanjutkan kuliah di ibu kota. Gadis lugu ketemu kota metropolitan, hmm bayangin aja sendiri. Hahaha. Dan akhirnya gue pun meletek. Sempat stress juga saat detik-detik sebelum meletek, sampai-sampai gue nge-drop di awal-awal semester. Tapi akhirnya bisa gue lewatin dan gue pun meletek lahir dan batin, and then kuliah jadi lancar lagi :p.

Jadi, ladies, kalau dibilang gue telat meletek, masa bodo amat! Yang penting gue udah meletek dengan proses yang cukup sulit. Dan rasanya seperti seekor anak ayam yang baru keluar dari cangkang telur. Hehehe.

Hidup meletek!!! :D

Wednesday 3 November 2010

Tie The Knot (ON SEASON?!)

Pagi-pagi Mama masuk kamar dengan hebohnya, pakai acara ngedobrak pintu segala. Duh, mending juga kalau pacar yang tiba-tiba rushing into the room, ya? Hihih ;).

"Hoi, bangun. Anterin Mama ke pasar."

Aduh duh duh... Masih ngantuk, kaget bangun, kepala mendadak sakit, tapi apa daya sang ibu suri telah menanti. Still with the "bantal face", terpaksa langsung menuju kamar mandi dan mandi. Eh, sebelumnya sempet ngecek HP dan ada SMS dari kopi yang katanya lagi bete. Sabar ya, sayang *hugs*.

Selesai mandi dan pakai baju, saya langsung menuju dapur dan menemukan Mama yang juga sudah siap dengan tas rotan yang isinya penuh dengan kantong kresek. Oh no!!! Pasar yang dimaksud Mama bukan pasar modern, tapi pasar tradisional! Ugh... saya paling ogah ke pasar tradisional. Kopi tolooooooong!!! Tapi Kopi kan lagi sibuk ngajar. Hikh hikh.

Tiba di pasar, langsung parkir mobil terus nemenin Mama belanja. Heh, imagine yourself, masuk pasar tradisional yang seperti habis diguyur hujan, nenteng-nenteng kantong kresek sambil buntutin Mama yang hobinya nawar. Mau beli satu macam barang aja sampai harus ke sepuluh penjual. Huhu... Mama bau niiihhhhh -.-". Belum lagi ditambah dengan mendengar ocehan Mama, "Huh dasar perempuan-perempuan zaman sekarang lebih suka ke hypermarket daripada belanja di pasar tradisional." Ya iya laaaahhhh, Mamaaaa >.<

Akhirnya penderitaan selesai. Tadinya sih saya pikir begitu, waktu Mama selesai belanja. Tapi ternyata penederitaan belum sampai pada titik akhir. Pasalnya, waktu hendak pulang saya bertemu seorang teman lama. Teman SD dulu. Dia yang menegur saya terlebih dahulu dan butuh beberapa detik sebelum saya mengenalnya. Astaga!!! Ini kan si Anu-yang-dulu-temenan-sama-si Ini-dan-si Itu, yang-hobinya-cekikikan-kalau-ada-cowok-cowok-gebetan-lewat-di-depan-mereka??!! Ehe, saya mengedip-ngedipkan mata, enggak percaya kalau yang berdiri di hadapan saya adalah si Anu.

"Raeeeeee, ya ampuuunnnn ke mana aja looooo?" Teriaknya, padahal saya ada di depan dia dan enggak budeg (!), sambil cipika-cipiki.

"Eh, si Anu." Sahut Mama yang berdiri di samping saya, dan tersenyum.

"Halo tanteeeee." Si Anu menoleh sebentar ke Mama, kasih senyuman, dan balik menoleh lagi ke saya. "Apa kabar loooo? Udah kawin belum?"

GLEK!

Apa? Kawin? Ya udah laaaaaahhhh (langsung ngebayangin Kopi). Hihihi :p. Apa-apaan coba, masa baru ketemu setelah sekian tahun, yang ditanya malah sudah kawin apa belum???

"Belum lah." Jawab saya. Pengennya sih jawabnya "enggak ah kalau sama laki". Heheh.

"Ih, buruan kawin. Keburu tua lho. Gue malah udah punya anak dua."

Apa? Tua? *langsung inget-inget berapa umur dia* Ih, cuma beda setahun dari saya, dia lebih tua.

"Eh, si Ini juga udah kawin lho. Si Itu juga, sekarang lagi nunggu melahirkan bayi pertama. Yang A bentar lagi tuh nyusul kawinnya. Yang B malah udah dua kali kawin, cerai sama suami pertama. Yang C.... Sampai yang Z..."

Ih, lagi musim kawin ya? Arrrggghhhh...!!! Kepengen cepet pulang!!! *langsung pamit...dadaaahhhh...jangan ketemu lagiiii*

Saya sudah tidak lagi mendengar ocehannya sejak huruf "A" dan pikiran langsung melayang ke Kopi. Sayang, lamar aku dong. Tapi kayaknya kopi sering deh ngelamar. Hahaha :p.

Di mobil, Mama tiba-tiba ngomong "si Anu kenapa modelnya jadi begitu? Umurnya cuma beda setahun dari kamu, tapi mukanya kok kayak tante-tante? Ck ck, parah banget." Hahah, Mama tahu aja yang ada di pikiran saya.

Sunday 31 October 2010

Mari Kita Cek

Cek, cek, cek...

Semoga link yang satu ini enggak eror lagi kerjaan.

Punya Pacar Nggaaakkk???

(On the phone)

Rae: De, punya pacar nggak?
Bontot: Apaan sih? Nelpon nanya gak penting.
Rae: Udah makan?
Bontot: Udah.
Rae: Bikin PR?
Bontot: Udah juga dong.
Rae: Udah punya pacar juga dong kalau gitu?
Bontot: Tauuuuuuuuuuuuuuuuuuu...

Tut...tut...tut... (emang dasar anak kurang asem. Hahaha).

(In the car)

Rae: Punya pacar nggak, De?
Bontot: Apa lagi sih?
Rae: Masa nggak punya?
Bontot: Tau.
Rae: Masa cewek gak punya sih?
Bontot: Enggaaaakkk...
Rae: Cowok dong ya?

*PLAK* (mendaratlah sebuah tepukan keras di pundak saya.)

Rae & Bontot: Huahahahahahaha.

Ps. Tenang, tenang... adik saya itu sedang naksir dengan seorang teman sekelasnya. Perempuan kok. Hahaha *fiuuuhh... ngelap keringat di jidat*

Saturday 23 October 2010

Kesalahan Orang Tua

Minggu lalu, adik saya yang paling bontot bilang kalau dia sempat jatuh dari tangga saat mengangkat meja di sekolah dan membuat celana panjangnya sobek. Sontak kami semua yang berada di dalam mobil, termasuk adik saya itu, tertawa terbahak-bahak mendengar ceritanya. Rasanya lucu membayangkan gayanya saat jatuh - dari atas sampai bawah dengan gaya duduk - apalagi tahu kalau celananya sobek dan mengakibatkan celana dalamnya nongol. Duh, eksibisionis sekali kamu, De. Hehehe.

Malam itu kami tertawa terbahak-bahak. Esok harinya, di antara obrolan kembali kami menyinggung peristiwa lucu adik saya yang jatuh dari tangga. Setelah dipikir-pikir lagi, peristiwa itu bisa saja menjadi sebuah peristiwa buruk, dan bukannya menjadi kisah lucu. Bisa saja adik saya kenapa-napa karena jatuh atau bisa saja dia terluka parah. Jika dilihat besarnya sobekan di celananya, ajaib adik saya baik-baik saja. Bahkan luka setitik pun tidak ada. Cuma malunya aja yang gede :p.

Mama pun bersuara, katanya "itu sebuah teguran untuk mama sebagai orang tua." Maksud Mama, kecelakaan ringan yang dialami adik saya merupakan sebuah teguran halus untuknya sebagai orang tua. Mama merasa telah melakukan sebuah kesalahan sehingga Tuhan memberikan teguran melalui kecelakaan yang dialami adik saya.

Duk! Jeder!

Detik itu juga saya merasa tertohok, seolah kejatuhan batu dari atas lalu ada petir menyambar-nyambar, persis seperti di film-film. Ya ya ya, saya tahu itu lebay sekali. Tapi sungguh saat itu jantung saya seperti berhenti berdetak. Pikiran saya mulai berkecamuk. Jika kecelakaan adik saya itu sebah teguran karena Mama melakukan sebuah kesalahan, lantas kesalahan apa yang Mama perbuat sehingga salah satu anaknya ada yang lesbian? Duh, sungguh sedih hati ini mengingat jika Mama yang merasa bersalah karena saya ini lesbian :(.

Iya, mungkin saya akan mendapatkan ocehan dari sesama lesbian yang akan mengatakan kalau kelesbianan saya bukan karena kesalahan yang diperbuat orang tua. Mungkin saya akan diberitahu untuk tidak usah memikirkan hal semacam itu. Saya tahu, saya tahu. Percaya deh, saya tahu. Namun untuk kali ini, izinkan saya untuk ber-melankolis sedikit dan memikirkan kemungkinan seperti itu karena terkadang saya tidak ingin membela diri. Terkadang saya ingin hanyut dalam perasaan bersalah dan membuat saya lama merenung (ya ya ya, saya ini masokis akut).

Bukan. Bukannya saya menye-menye nggak jelas. Bukannya saya mau jadi lesbian yang lemah. Hanya saja saya pikir bahwa kadang saya harus introspeksi diri dan melihat lagi hal-hal yang selama ini saya anggap benar. Saya tahu  pandangan saya tentang menjadi seorang lesbian itu merupakan pembenaran diri semata. Sering saya memperjuangkan pandangan saya itu, tapi terkadang saya merasa perjuangan saya itu hanya untuk menenangkan hati dan merasa lepas dari rasa bersalah.

Ah, ngomongin soal dosa tentu tidak akan ada habisnya karena setiap orang akan merasa dirinya yang paling benar saat mengutarakan pendapat. Tapi satu hal yang saya tahu, dengan merenung dan menyelami perasaan bersalah, membuat saya berusaha keras untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan.

Friday 15 October 2010

Rasanya... Tidak Menyenangkan

Sekarang saya baru tahu rasanya ketika sedang menunggu dan tidak diberi kabar.

Rasanya... tidak menyenangkan... sangat tidak menyenangkan.

Monday 11 October 2010

New Scent

Just bought a new perfume. L'eau Par Kenzo.
Love the scent :)

Sunday 10 October 2010

Punk Rock

Baru tahu saya kalau model rambut saya yang sekarang ini diberi nama Punk Rock. Padahal sebelumnya, waktu mau dipotong saya cuma jelasin modelnya itu supaya dibuat pendek panjang (model trap) dan ujungnya digunting bentuk segi.

Hasilnya mirip seperti ini, hanya saja rambut saya sedikit lebih pendek. Heheheheh.


Anyway, cool name. Punk Rock. I like it ;) Though, I don't look so punk at all :p

Ps. Itu bukan foto saya lho ya. Suwer deh. Kecakepan soalnya buat jadi saya. Hahaha.

Sunday 3 October 2010

Sahabat

Saya bukan termasuk tipe orang yang memiliki banyak teman, tetapi saya memiliki beberapa teman dekat yang lebih senang saya sebut sebagai sahabat. Persahabatan yang begitu kental memang baru bisa saya rasakan saat duduk di bangku kuliah.

Sejak saat itu saya percaya bahwa "sahabat" itu benar-benar ada. Saya percaya bahwa "sahabat" itu tidak hanya sekedar bergantung pada mutualisme, bahwa subjek yang menjadi "sahabat" bukan pula simbiosis mutualisme yang selalu mengharapkan balasan dan saling keterbergantungan satu sama lain.

Well, friends with mutual? Or friends with benefit? Tidak bisa dipungkiri hal-hal seperti itu memang ada. Tapi bukankan ada kalimat yang mengatakan "Kita tidak bisa memilih keluarga kita, tetapi kita bisa memilih sahabat yang bisa menjadi keluarga kita"? Maka muncullah kalimat "Bijaklah dalam mencari teman."

Saya menulis ini berdasarkan pengalaman saya sendiri. Mungkin karena berada di perantauan selama bertahun-tahun membuat saya bisa menemukan arti dari sahabat yang sebenarnya. Saya memiliki beberapa sahabat dekat, sebuah kelompok kecil yang saya percaya, yang memiliki kesamaan satu sama lain meskipun tidak lepas dari keunikan dan perbedaan suku dan latar belakang dari setiap anggotanya, dan yang bisa memahami sifat satu sama lain.

Sebagian dari mereka memang belum mengetahui perihal mengenai orientasi seksual saya, tetapi saya tidak merasa membohongi mereka karena saya tetap bisa menjadi diri saya sendiri ketika berada di dekat mereka. Bukankah Frank Crane mengatakan "What is a friend? I will tell you... it is someone with whom you dare to be yourself"? Akan ada saat di mana sudah waktunya saya memberitahu mereka mengenai orientasi saya dan itu hanya akan menjadi sebuah bagian di mana saya membagi sebuah rahasia kepada sahabat-sahabat terdekat saya.

Mari tinggalkan sejenak mengenai orientasi saya dan kembali kepada inti tulisan saya kali ini, yaitu sahabat. Kata orang, mencari sahabat itu sulit. Lebih mudah mencari musuh. Mungkin ada benarnya juga jika ada orang yang mengatakan seperti itu. Jika mencari sahabat itu sulit, lalu bagaimana dengan menjadi seorang sahabat yang baik? Bukankah itu lebih sulit lagi? Mendapatkan seorang sahabat mungkin bisa dimulai dengan menjadi sahabat yang baik.

Terdengar simpel, terlalu simpel, namun prakteknya cukup sulit karena pada kenyataannya seberapa baikpun kita berusaha untuk menjadi seorang sahabt yang baik, seringkali balasan yang kita terima tidak setimpal. Tetapi, sekali lagi, menjadi seorang sahabat yang baik tidak seharusnya mengharapkan balasan, bukan? Hmm, at least that's what I think. Hehehe.

Okay, enough for now. I'm turning into a preacher in any minute now =P

Move On

Saya menerima sebuah pesan di Facebook. Pesan dari seorang sahabat yang sebetulnya saya kenal dari dunia maya hampir enam tahun silam. Cukup unik sebenarnya jika dilihat bagaimana kami bertemu dan akhirnya menjalin persahabatan selama enam tahun.

Awalnya memang hanya dari dunia maya. Saya di Indonesia sedangkan dia di Amerika. Obrolan yang terjadi pun hanya sekedar basa-basi. Saya sendiri sudah lupa kapan dan bagaimana tepatnya kami menjadi akrab satu sama lain. Akrab dalam hal ini saling curhat-curhatan. Yah, mungkin dia yang lebih sering curhat ke saya.

Persahabatan kami semakin diperkukuh setelah dia coming out dan bilang kalau dia itu seorang biseksual, dua tahun sejak kami berkenalan. Well, tentu saja saya tidak masalah. Wong saya berada dalam satu sekutu yang sama, meskipun waktu itu saya belum berani bilang ke dia. Dan berlanjutlah persahabatan kami hingga detik ini.

Satu hal penting dari persahabatan kami, meskipun maya tapi persahabatan kami terasa nyata. Entah bagaimana caranya, bahkan saya sendiri tidak pernah membayangkan, kami bisa saling membantu satu sama lain. Tidak jarang saya membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Begitu juga sebaliknya, dia sering membantu saya mencari berbagai informasi yang saya butuhkan untuk tugas kuliah. Heran kenapa bisa begitu? Saya sendiri juga heran. Hehe.

Kembali ke pesan yang masuk dalam akun Facebook saya. Dalam pesannya itu dia mengatakan "I finally move on. I deleted all of his photographs I could find, his texts, e-mails, everything about him."

Tahun lalu, sahabat saya itu berkenalan dengan seorang laki-laki dan akhirnya mereka pacaran. Bisa dikatakan ini pacar (laki-laki) pertamanya. Sebelumnya dia sempat menjalin hubungan dengan seorang gadis. Namun hubungan mereka akhirnya kandas setelah empat atau lima bulan kemudian. Butuh kesabaran yang penuh dalam menghadapi dia yang tengah patah hati. Akhirnya setelah hampir setahun, saya menerima kabar yang sebetulnya sudah lama saya nantikan. She finally moved on.

Siapa yang tidak pernah merasakan patah hati? Saya rasa setiap orang pernah merasakannya. Patah hati membuat dunia mungkin seolah kiamat. Tapi bukankah kehidupan terus berlanjut, and that's why we have to keep moving on, right? Apapun cara yang ditempuh sahabat saya agar bisa move on, yang penting bukan dengan cara membenci orang yang pernah dicintainya. Saya katakan itu kepadanya dan dia bilang "I don't hate him. I just don't want to remember everything about him." Well, apapun itu, saya bersyukur untuk sahabat saya itu.

"You'll find someone better, sooner or later."
"Oh, no, I'm fine being single for now. I'm not into relationship anymore."

Dasar ABG. Hahaha. Tunggu saja sampai dia terpikat dengan seseorang lagi! =P


Monday 27 September 2010

Masalah Hati

Oktober 2009

HP saya bergetar. Ada nama seorang sahabat lama tertera di layarnya. Segera saya menjawab panggilannya.

"Kamu jadi datang, kan?"
"Iya, aku pasti datang dong. Kapan lagi bisa melihat kamu mengenakan baju pengantin? Hahaha."
"Hahaha. Iya juga, ya. Jangan lupa, dress code-nya putih, ya."
"Iya, bereesss, Bu. Hehehe."

Belum ada satu menit HP saya kembali bergetar. Sekali lagi dari seorang sahabat lama, hanya saja orang yang berbeda.

"Dia akan menikahi laki-laki brengsek."
"Dia sudah dewasa. Tahu mana yang baik dan yang buruk untuk dirinya sendiri."
"Tapi tetap saja, laki-laki itu brengsek. Dia bahkan punya perempuan simpanan."

Saya terdiam cukup lama dan memikirkan apa yang baru saja dikatakan sahabat saya itu. Laki-laki yang akan dinikahi sahabat saya yang pertama itu memang brengsek. Baru juga pacaran sudah berani mengasari sahabat saya. Tidak heran semua teman-teman dekatnya, termasuk saya, mempertanyakan keputusannya untuk menikahi laki-laki yang sering menyakitinya. Tapi saya sendiri segan bertanya padanya.

"Mungkin itu masalah hati. Siapa yang tahu?"
"Yah, mungkin saja."

Juni 2010

Sebuah pesan gambar masuk ke HP saya, isinya: "Teman-teman, bayiku perempuan. Sehat dan cantik :D", disertai foto sang bayi. Ah, hari yang bahagia. Kini sahabat saya itu telah memperoleh jawaban atas keputusannya dulu saat menikahi laki-laki yang sekarang telah menjadi ayah dari bayi perempuannya.

Keesokan harinya saya menelepon untuk memberi selamat. Saya tahu, dari suaranya, bahwa dia begitu bahagia. Ya, semoga dengan kehadiran bayi perempuan mungil nan cantik itu bisa menjadi oase dalam rumah tangganya. Saya, dan semua sahabat-sahabat lainnya, berharap yang terbaik untuk keluarga mereka.

Tuesday 21 September 2010

Kangeeennn

Sebulan lebih saya tinggalkan "rumah" ini. Debu, sarang laba-laba beserta laba-labanya, kecoak, semut, bahkan "penghuni" lain sudah menempati rumah ini (barangkali. Hehehe). Sok percaya takhyul deh saya :p Apa pun yang sudah menghuni rumah ini, yang jelas begitu masuk badan saya langsung gatal-gatal, hidung bersin-bersin, dan bulu kuduk merinding.

Sambil menahan gatal, menahan bersin, namun bulu kuduk masih merinding, saya membersihkan rumah dimulai dari mengganti background, mengganti layout, dan menambah ini-itu. Baiklah semuanya sudah beres. Hmmm, sekarang nulis apa ya? Aduh, sumpah saya lagi bingung mau nulis apa. Hehehe. Malah enggak jelas begini, ya? Padahal kangen nulis di sini. Ya sudah. Sampai di sini dulu aja, daripada semakin gak jelas :p Yuk mari :)

Monday 9 August 2010

I'll Meet You There

Pagi-pagi Kopi memulai gombalannya dengan lagu Owl City yang judulnya "I'll Meet You There".

If we could sit together a moment

And talk forever just to pass the time

I would smile as the shivers and chills run down my spine

When your eyes are locked on mine



Oh we'll fill the metro skies with country air

And when you close your tired eyes I'll meet you there

I'll meet you there



Deep inside of you there's a ruby glow

And it gets brighter than you and I will ever know

There's a rushing sound that surrounds us when we walk alone

And it's everything we've never known



Wander down the street

And I would be the pavement beneath your feet



If we could just be immobile for some time

And finally figure out the way we feel

About the missing puzzle pieces and cloudy question marks

That still look a bit surreal



Oh I tend to disappear here and there

So concentrate and you'll feel me everywhere

And we'll fill the metro skies with country air

If you're lost when you close your eyes I'll meet you there

(I'll meet you there)



I'll meet you there

You could be anywhere

I'll meet you there

You could be anywhere

I'll meet you there

Open your eyes and see (You could be anywhere)

Everything you can be

I'll meet you there

Open your eyes and see (You could be anywhere)

Everything you can be

I'll meet you there

Yeap, this could be another song recommended from me xp

Thursday 5 August 2010

Aku Memilih Diam

Kali ini aku memilih diam. Bukan. Bukan karena aku menyerah. Bukan juga aku melepasmu pergi. Kamu tahu aku ini kepalanya keras sekeras batu.

Kali ini aku diam karena aku pun bingung. Ketika masalah yang sama terus saja muncul, aku tidak tahu harus berbuat apa.

Kali ini aku memilih diam dan membiarkan kesenyepan meresap di antara kita, meskipun rasanya tak menyenangkan, dan berharap setelah kesenyapan itu hilang kita bisa kembali seperti semula.

Kali ini aku diam dan membiarkan kesenyapan itu ada karena aku tahu kesenyapan juga membawa rasa sepi karena ketiadaan hadirmu untukku dan hadirku untukmu. Kesenyapan membuat kita tahu bahwa kita saling membutuhkan.

Wednesday 21 July 2010

Indigo Girl



you're my little indigo girl

indigo eyes, indigo mind

and you're my little indigo girl

indigo smile, indigo frown



and I saw you crashing in, and I saw you crack a smile

I want you to be mine tonight

'cos you're my little indigo girl

it's a beautiful world, when you're around



it's a dream, it's a love

tonight



'cos every night I realize I need you close to me

but every night I compromise I lie here all alone



I long for you, my little indigo girl

it's a beautiful world

you are the queen and I'm the king

my little indigo girl, it's a beautiful world

when you're around



you are the queen, the queen of me

the queen of love, my lovely queen

tonight

tonight

tonight

oh tonight

tonight 

my queen tonight

tonight

oh tonight

tonight

tonight 



By Watershed

Ps. I smiled when I listened to this song on radio. Hehehe. Miss you :)

Friday 16 July 2010

Only Hope

There's a song that's inside of my soul
It's the one that I've tried to write over and over again
I'm awake in the infinite cold
But You sing to me over and over and over again

So I lay my head back down
And I lift my hands
and pray to be only Yours
I pray to be only Yours
I know now you're my only hope

Sing to me the song of the stars
Of Your galaxy dancing and laughing
and laughing again
When it feels like my dreams are so far
Sing to me of the plans that You have for me over again

So I lay my head back down
And I lift my hands and pray
To be only yours
I pray to be only yours
I know now you're my only hope

I give You my destiny
I'm giving You all of me
I want Your symphony
Singing in all that I am
At the top of my lungs I'm giving it back

So I lay my head back down
And I lift my hands and pray
To be only yours
I pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you're my only hope 

Monday 5 July 2010

I Desperately Need You



Ketika segalanya terasa semakin berat, sempat terlintas keinginan untuk menyerah.

Lelah, luar biasa lelah saat menghadapi kenyataan. Lelah untuk terus-terusan bersikap tegar, untuk terus menghibur diri bahwa semuanya akan baik-baik saja, untuk terus menghindar dari rasa bersalah.

Membela diri. Hanya itu yang bisa dilakukan untuk sekedar membuat segalanya jadi lebih mudah. Tak pernah terbersit sedikit pun untuk memaksakan pembelaan diri ini untuk orang lain. Tidak. Tidak pernah. 

"Reality is a nice place, but I wouldn't want to live in it." 

"Hadapi kenyataan, itu sudah seharusnya. Serahkan semua perkaramu kepadaNya." 

Ya, kamu benar, sobat. Terima kasih untuk selalu mengingatkan bahwa Dia tidak akan pernah pergi. 

I can finally see
That you're right there beside me
I am not my own
For I have been made new
Please don't let me go
I desperately need you
I am not my own
For I have been made new
Please don't let me go
I desperately need you

Lyrics by Owl City - Meteor Shower

Friday 2 July 2010

Girls Talk

Inilah hasil obrolan ala ABG antara saya dan Nut di siang bolong.


N: "Eh bo, lo kudu nonton Eclipse deh."
R: "Oh ya, nanti kalo filmnya udah nyampe sini."
N: "Pokoknya lo harus nonton ya! Sebagai Team Jacob, lo kudu nonton!" Duileh ini anak, kayak tim promosi film Eclipse aja.
R: "Iya iya gue pasti nonton."
N: "Sumpe deh, Rae, si Jacob keeerreeeeennnnnn banget! Apalagi dia suka topless *cekikikan*"
R: "Ember."
N: "Duh gilaaaa, lutut gue langsung lemes kalo ingat badannya."
R: "Ahahaha menggoda ya?"

N: "Aduuhhh pokoknya bikin gue klepek-klepek."
R: "Ahahahaha. Pesonanya menggoda yaaa?"
N: "Embeerrrr."
R: "Apalagi liat six-pack nya ya?"
N: "Duileeeehhhhh bisa mati kutu gue." 
N&R: *cekikikan ala ABG*
R: "Selain si Jacob Jacob itu, gue juga demen liat badannya Frank Lampard."
N: "Eh iya dia juga kuerennnn."
R: "Sama si Jensen Ackles jugaaa." 
N: "Omigod, jangan ngomong deh kalo soal si Jensen. Kepincuuuutttt boooo."
R: "Seksi yaaa?"
N: "Seksiiii abiiisssssssssssss."
R: "Kita perverted ya?"
N: "Iyaaaa."
N&R: *cekikikan ala ABG lagi*

N: "Eh monyong, lo kan lesbian, kenapa bisa suka sama yang begituan sih?"
R: "Ahh, emangnya nggak boleh gitu?" 
N: "Iya tapi kok demen?" Dia makin penasaran.
R: "Ah, kan cuma suka aja. Mukanya enak diliat."
N: "Tapi soal badannya?"
R: "Ah, cuma sebatas ngeliat kok. Lagian gue ogah liat cewek yang ada six-pack gitu. Sereeemmm. "
N: "Hahahaha. Dasar gila lo!"
R: "Iya, mending yang perutnya biasa aja gitu, rata, rambut panjang warnanya dark brown ato item gitu, terus mukanya enak diliat plus warna kulitnya eksotis gitu. Kalo yang gitu itu yang bikin lutut gue lemes."
N: "Whahahahaha dasar lesbian dan sexist!"
N&R: *ketawa ngakak*
N: "Eh, gue bilangin Kopi lo!"
R: *cengengesan* 

Well, I'm glad that I can be myself everytime I talk to her. She's just the best friend ever :D

Ps. Kopi, tenang ya tenang, gue sukanya masih tetep sama lo, kok. Hehehe ;)

Thursday 1 July 2010

Oh, It's July Already!

Kesibukan dan jadwal kerja yang begitu padat sering kali membuat waktu berjalan begitu cepat. Tanpa sadar tahu-tahu tanggal di kalender sudah berpindah ke angka yang paling buncit alias akhir bulan. Malah sering kali tahu-tahu bulan pun sudah berganti. 

Oh, it’s July already! 

Yup, bulan Juli telah tiba. Bulan yang baru, hari yang baru, tantangan yang baru, semangat yang baru, ya meskipun pekerjaan masih tetap sama ^^. Saatnya untuk sebuah awal yang baru. Saatnya melangkahkan kaki ke depan, bersiap untuk hari yang lebih baik nantinya. Hari esok harus lebih baik dari yang kemarin, bukankah begitu? 

Selama tiga puluh satu hari ke depan kita akan melewati sebuah perjalanan di bulan Juli ini. Dengan becermin pada apa yang dialami di bulan lalu, alangkah baiknya kita belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Tak lupa juga untuk bersyukur atas setiap hari baru yang akan kita lewati, sesulit apapun itu, karena bersyukur membuat segalanya lebih indah.

Ps. Saya dan Kopi nggak sedang berantem kok. Lagi kepengen nulis di blog ini aja :p

Saturday 26 June 2010

Derita Si Kare

Merasakan dingin dan panas 
Saat mereka menginginkanku 
Menatapku dengan nafsu yang tak terbendung 
Air liur menetes menginginkan tubuhku

Ahh Dapatkah kuberlari dari takdirku? 
Inginku melepas belenggu takdir 
Inginku melenggang meninggalkan penikmatku 
Tapi apa dayaku? 

Aku ditakdirkan sebagai pemuas nafsu 
Aku ditakdirkan untuk memenuhi hasrat mereka 
Dan inilah deritaku Sebagai makanan yang bernama KARE...

Akhirnya saya berhasil juga merayu Kopi agar memberikan izin untuk puisinya diposting di sini ^^. Kreatif bukan? Hehehe.

Ps. Tuh, Pi. Gue nggak bilang lo lebay kan? Huahaha

Oopss!


Berhubung Mama lagi di luar kota, jadi saya dan Kopi bisa bebas wakuncar. Hehehe ^^. Seperti biasanya, Kopi telepon ke HP saya dan dimulailah acara wakuncarnya; ngobrolin tentang obrolan mulai dari yang ringan sampai ngalor ngidul ke mana-mana nggak jelas arahnya, dan ditutup dengan bunyi nafas teratur tanda kesadaran sudah menghilang alias ketiduran :p. 

Obrolan terus berlanjut sampai ke soal makanan dan mendadak membuat saya dan Kopi sama-sama lapar. Lagian si Kopi, pakai acara ngebayangin Bakso Malang segala. Saya yang nafsu makannya sedang tinggi gara-gara PMS yang tiada akhir jadi ikut-ikutan ngiler. 

Tiba-tiba, untuk yang kesekian kalinya tadi malam, dia nyeletuk, "Duh, lapar nih..." 
"Yaudah, jangan mikirin makanan." 
Dan kopi pun keceplosan, "Ah, gue nggak bisa disuruh nggak mikirin makanan dan (tiiiiiittttttttt)." (Maaf, kata terakhirnya harus saya sensor berhubung sangat memalukan. Hahaha.)

Saya, yang hanya mendengar sekilas tapi cukup jelas paham apa maksud Kopi dengan "(tiiiiiitttttttttt)", langsung saja tertawa terbahak-bahak sambil guling-guling di atas tempat tidur. Apalagi ketika membayangi wajah Kopi yang sedang malu dan salah tingkah, membuat saya ketawa ngakak sampai 15 menit berikutnya. Ternyata si Kopi ini, nggak cuma mikirin makanan, tapi juga mikirin "(tiiiiiitttttttttt)". Hahaha... *ketawapuasbanget*  

Setelah puas ngetawain Kopi, saya menemani dia masak Indomie dan makan, dengan mata 5 watt karena ngantuk dan kelelahan. Tertawa itu ternyata melelahkan, ya? Hehe. 

Ps. Makanya, lain kali ngobrolnya jangan sambil ngebayangin yang nggak-nggak dong, hun. Jadinya keceplosan yang aneh-aneh kaaannn? Whahahahahaha. Pisss ahk :D

Friday 25 June 2010

Beneran Dodol

Seperti biasanya, pagi hari sekitar pukul 10.15 WIT saya mengirim sebuah SMS ke Kopi, yang tentu saja masih ngorok dan ileran di tempat tidur. 

Saya (Rae): "Banguuuuunnnnnnnn.... Hehe. Giginya masih sakit? Jangan lupa beli Betadine obat kumurnya yak."

Berhubung Kopi masih terlena di pulau kapuk, agak lama dia balasnya.

Kopi (K): ".....Ugh, Betadinenya nggak enak. Ampe mual gue ngerasainnya."

Mohon perhatikan baik-baik kalimatnya. "Ngerasain". Begitu membaca kata itu, saya langsung mengernyitkan alis. Dengan agak was-was saya membalas SMS-nya. 

R: "...Ya gitulah rasa Betadinenya. Jangan ditelen yak."
K: "Udah terlanjur tauuuuu! Orang gue juga udah terlanjur bingung tadi! Hiks!"
R: "He? Terlanjur apaan?"
K: "Terlanjur ketelen tadi! Pas gue udah keselek baru gw baca instruksinya."

(Wahai pembaca yang budiman, hendaknya membaca instruksi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan. Jangan seperti Kopi yang main nelen obat kumur.)

R: "Yaoloooooooooooo itu tuh namanya OBAT KUMUR, beibyyyyyyy." *tepokjidat*
K: "...Emang bisa OD apa kalo nelen gituan?" 

(Inilah manusia dodol. Sudah jelas-jelas di botolnya ditulis "JANGAN DITELAN".)

R: "Meneketehe. Gue mah kagak pernah nelen. Dodol gak ketulungan. Kalo mulut lo gak berbusa aja, hebat lo beib. Hahaha. Minum air sana." *tepokjidatsambilgelenggelengkepala*
K: "Ogah! Pengen ngerasain OD kayak apa! Lucu pan ada busa-busanya gitu! Hahaha." Entah pacar saya ini termasuk orang sakti, hebat, apa dodol ya???
R: "Ouwo, mau gue jadi janda muda ya?"
K: "Emang lo gak mau gitu jadi janda muda? Pan sekseh! *kedipmata*"
Kali ini saya benar-benar clueless menghadapi dia. 

Sampai beberapa SMS berikutnya, saya dan Kopi masih berdebat soal minum air. Emang paling susah dibilangin nih! 

K: "...Gini ya beib, ketelennya kan udah dan sekarang udah di perut. Nah, gimana bisa ngaruh kalo gue minum air? *garuk-garuk pala bingung*
R: "Engggg, gunanya apa ya? Ya pokoknya minum air aja lah. Hahaha." 

Ternyata eh ternyata, saya juga bingung apa efeknya kalau Kopi minum air. Tapi akhirnya Kopi ngalah dan minum air 2 botol bahkan sampai perutnya kembung, dan minta pertanggungjawaban saya. Lah, mau tanggung jawab apa coba? Kan saya nggak nyuruh dia minum air sampai sebanyak itu. Hahaha *ketawajail*. 

Beginilah kami, yang satu jail, yang satunya lagi dodol nggak ketulungan :) Welcome to our world! :D