Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Monday 29 October 2012

When She's Gone

Here's the thing. Whenever I'm facing a heart-breaking turmoil or a chaotic situation or whenever I'm in a gloomy mood, I'm missing my Granny.

With my brother is getting married, my mom being sick and has been hospitalised, and I'm leaving in less than four months and have been having a constant back pain, it's enough reason for me to miss Granny so, so very much. I miss her so bad that it hurts. I miss her asking me if I had had my meal, or asked me if I prayed. I miss our little conversation over the phone call and she'd have told me to study hard and not taking a cold-shower at night.

Back when she was still alive and healthy, she would take me to the market and bought me things I asked. She was the only person who cared if I had enough underwear to wear, she was the only one who took care of my hair that most of my friends are willing to kill for. She was the one who took care of me when I was wounded. She would put on the medicine and held me close to her, whispering words to ease the pain. I remember the comfort I felt whenever I slept beside her, that I feared no pain because she wouldn't let me get hurt. Or even if I was hurt, I knew she would be there for me.

Now she had gone to a place that I believe is heaven. I lost the one person I love the most. Sometimes I feel weak knowing that she's no longer here to be with me, to prevent me to get hurt, to heal my wounds. Sometimes I would wonder over a star at the night sky; that she's the star, looking down at me. Other time I would lie on my bed, staring blankly at the ceiling and trying to imagine her face or remembering her voice. There are also times when I woke up in the middle of night and was terrified that I've already forgotten her face and voice.

However, deep down I know she's still alive and is looking out for me. And right at this moment, as I'm lying on my bed in the dark and alone, upset, tired, and hurt, and, well, typing this melancholic post, I know that she's right beside me.

It's just her presence and her voice that telling me everything is gonna be alright, is what I need the most...


Sent from my BlackBerry®

Monday 1 October 2012

Some Things Stay the Same

Seperti malam berganti pagi, bulan pun ikut berganti. Hari ini banyak orang, baik di akun Twitter maupun status BBM, menyambut bulan Oktober. Ada nanti, harap dan asa yang baru.

Aku pun juga demikian. Ada banyak hal baru yang kuperoleh dan kualami, bahkan sesudah bulan berganti untuk yang kedua kalinya. Semuanya serba baru, bahkan kalau boleh dibilang serba asing bagiku. Begini deh. Untuk lebih memperjelas maksudku, aku berikan sebuah perumpamaan, yang menurutku juga tidak benar-benar sebuah perumpamaan. Coba bayangkan kamu adalah seekor beruang yang baru saja bangun dari tidur panjang. Bagaimana rasanya? Linglung? Bingung? Tidak tahu apa-apa?

Seperti itulah kira-kira yang kurasakan sekarang. Rasanya selama ini aku tidur. Hiatus kalau kata orang. Lalu ketika aku bangun, aku disodorkan dengan kenyataan di depan mataku, kenyataan yang baru dan yang terasa asing bagiku. Yang kulakukan pertama kali saat menyadari bahwa kenyataan itu benar-benar terjadi adalah memandang cermin dan bertanya kenapa. Kenapa aku melakukan ini dan itu? Kenapa aku begini dan begitu? Bagaimana ini dan itu bisa terjadi? Aku menanyakan semua pertanyaan yang tak pernah ada habisnya, yang juga tak akan ada yang bisa menjawab. Bahkan sampai aku kepikiran untuk mendatangi psikiater lho. Kali aja semua pertanyaanku bisa dijawab, meski alih-alih aku bisa saja didiagnosa sebagai pasien sakit jiwa.

Hampir satu bulan, atau bahkan lebih, aku menyesuaikan diri dengan hal-hal yang ada di sekelilingku sekarang, terlebih dengan hal baru yang kuperoleh. Yang pada awalnya aku menolak, tapi setidaknya sekarang perlahan aku mulai bisa menerima dan menikmatinya. Meski kadang, sekali dua kali, aku masih juga terheran-heran dan masih juga bertanya-tanya, sih. Tapi kurasa itu hal yang wajar, kan? Kalau sekarang, ketika berdiri di depan cermin, aku tidak lagi bertanya-tanya tapi aku malah berkata: "Hey, sekarang kamu orang yang baru, lho." Iya, beda tipis sama orang gila, ya? Tapi peduli apa? Yang penting aku senang.

Akan tetapi ya, semua hal yang tadinya kurasa asing lama-kelamaan mulai terasa familiar. Entah karena aku yang mulai terbiasa atau karena jauh di bawah alam sadar aku tahu akan hal-hal tersebut. Jadi kupikir meski ada banyak perubahan yang terjadi, beberapa hal dalam hidup tetap saja sama. Dan aku, meski mengalami perubahan karena kejadian yang terjadi belakngan ini, pun masih tetap sama.

P.S. Oh, kecuali rambutku yang sekarang dikeriting. Itu lho, yang kata orang keriting gantung... Yap, akhirnya rambutku sudah cukup panjang untuk dikeriting. Maka terpenuhilah sudah satu keinginanku.

P.S. lagi. Ini aku sebenarnya mau ngomong apa sih? Aku yang berubah tapi tetap sama, atau memang berubah, atau apa coba?